Selamat datang diblog ini semoga bermanfaat bagi kita semua

Sabtu, 05 Desember 2009

siapa paling jelek

siapa yang paling jelek

Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai.
Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir.
Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut.
“Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu
ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus “, kata Kyai.
“Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?”
“Kamu cari orang atau mahkluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri
waktu tiga hari “.
Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas
dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.

Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat
di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan.
Santri berkata dalam hati, ” Inilah orang yang lebih jelek dari saya.
Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus “.
Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya.
“Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir
hayatnya Allah memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan
aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki
Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.

Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg
menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb.
Santri bergumam, ” Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini
sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi ” . Santri gembira karena telah
dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis ‘Isya,
dia merenung, “Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak
dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Allah, sedangkan aku akan
dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak
dosa akan masuk neraka aku. “Aku tidak lebih baik dari anjing itu.

Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai.
Kyai bertanya, “Sudah dapat jawabannya muridku ?”
“Sudah guru”, santri menjawab. ” Ternyata orang yang paling jelek adalah
saya guru”. Sang Kyai tersenyum, “Kamu aku nyatakan lulus”.

Pelajaran yg dapat kita petik adalah:
Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa
lebih baik dari orang/mahkluk lain.
Yang berhak sombong adalah Allah SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana
akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar
berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Allah.
Kalau pemimpin-pemimpin kita punya sikap introspeksi seperti sang
santri,alangkah indahnya hidup ini.

Ya Allah, Jagalah kondisi Rahasiaku lebih baik dari kondisi lahirku. Jadikanlah bathinku lebih baik dari lahirku.Ya Allah jauhkanlah aku dari godaan menganggap diriku besar, tetapi Engkau mengganggapku kecil. Ya Allah aku berlindung dengan ridhoMu dari kemarahanMu dan berlindung dengan maafMu dari azhabMu…Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar